Jumat, 27 November 2009

Cerita-cerita dari Kampung Berua


Lewat pukul sembilan malam, wawancara saya bersama beberapa warga Kampung Berua terpaksa saya akhiri. Meski bapak kepala lingkungan dan beberapa warga menahan untuk bermalam, saya akhirnya pamit pulang dan berterimakasih banyak atas keramahan dan kebaikan mereka. Besok pagi masih ada diskusi terakhir dengan beberapa warga dan kemungkinannya akan berakhir siang seperti biasa.

Mimpi-mimpi tentang PNS

Saya diantar pulang oleh seorang warga bernama Lukman. Ia masih bersekolah di SMK mengambil jurusan Perkantoran. Ternyata ia adik ipar salah seorang informan saya. Awalnya ia kurang percaya diri menyebutkan jurusan yang ia pilih. Saya hanya tersenyum mengingat kakak iparnya. Saat bincang-bincang tadi, sang kakak menjelaskan arti penting pendidikan bagi mereka. Katanya bersekolah adalah syarat utama untuk menjadi PNS. Orang-orang dilingkungannya tak ada satu pun yang menjadi PNS.

Saya penasaran dengan alasan tersebut. Kenapa menjadi PNS begitu penting di tengah-tengah keseharian mereka sebagai petani bawang. Setelah perbincangan dengan mereka, tanda tanya saya mulai menemui titik terangnya. Saya memperhatikan hal ini dengan melihat bagaimana program-program penanggulangan kemiskinan dikelola. Pada beberapa kasus hasil perbincangan dengan mereka terjadi beberapa distribusi pelaksanaan program yang tidak merata, salah satunya adalah program PNPM terkait pipanisasi air. Awalnya saya juga heran, karena di lingkungan mereka pipanisasi itu sudah ada. Belakangan, berdasarkan informasi dari mereka, pipanisasi tersebut bukan berasal dari bantuan PNPM. Melainkan dari proposal yang mereka buat sendiri dan tawarkan ke salah satu dinas yang ada di kota kabupaten.

Menurut salah satu warga, keadaan tersebut terjadi karena di antara beberapa aparat kelurahan tak satupun dari mereka termasuk didalamnya, berbeda dengan kampung-kampung lainnya. Bagi saya kebutuhan menjadi PNS adalah modal baik politik maupun sosial bagi mereka. Menyandang status itu adalah tiket untuk melakukan banyak hal. Keseharian mereka yang bersentuhan langsung dengan aparat-aparat pemerintahan kemungkinan menjadi alasan utama. Dalam persentuhan ini, mereka berada pada posisi lemah. Menjadi PNS kemudian menjadi cara agar mereka bisa berada pada posisi setara dengan kampung-kampung lainnya.

Air, Bawang dan Begadang

Dari beberapa cerita warga, saya memahami ketergantungan mereka terhadap air sangat tinggi. Air bukan cuma untuk air minum, tetapi juga menjadi jaminan bagi keberhasilan panen bawang mereka. Di mulai dari cerita ini pula, saya juga memahami kenapa program pengadaan pipanisasi air menjadi hal yang sering mereka persoalkan. Dengan air, bawang yang mereka tanam bisa terhindar dari gagal panen. Sementara untuk memenuhi kebutuhan-kebuthan mereka sehari-hari, mereka hanya menyandarkannya pada panen tersebut.

Begitu pentingnya air bagi mereka, sehingga, menurut beberapa warga, mereka seringkali begadang hingga subuh hanya untuk antri menyiram bawang-bawang mereka. Saya sendiri sangat ingin menyaksikan aktivitas ini, tapi sayang waktu saya tidak mencukupi, masih harus mengerjakan banyak hal berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan.

Mayoritas warga Kampung Berua menjadikan bawang sebagai tanaman utama mereka. Jika akhir musim hujan tiba, mereka akan beralih untuk menanam jagung. Penanaman bawang di awal musim hujan juga merupakan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman bawang terhadap air yang tinggi.

Cerita Singkat Sumur Keramat

Saat tiba di penginapan, saya menahan Lukman untuk menemani saya ngobrol. Kami bersenda gurau hingga saat ku tanya apakah ia pernah naik gunung. Ia menjawab hanya menaiki bukit-bukit kering yang ada di tempat tinggalnya. Katanya di sana juga ada sumur keramat.

Saya tertarik dengan cerita tersebut, apalagi kata keramat di belakang sumur tersebut. Katanya, “di sana ada ular besar yang menjaga sumur itu,” Sebelum ada pipanisasi air, kebutuhan warga akan air di penuhi oleh sumur tersebut, “airnya ndak pernah kering, biar musim kemarau,”. Di antara daerah-daerah yang ada di situ, hanya kawasan sumur itu yang hijau, “Kalau siang udaranya dingin,” katanya. Dulu juga di tempat itu masih sering dijumpai banyak monyet.

Selain sebagai sumber air, sumur tersebut juga menjadi tempat para warga membawa sesajen. Apalagi jika hajat mereka terhadap sesuatu terpenuhi. Tetapi sekarang sejak warga sudah menggunakan fasilitas air yang mengalir dari pipa-pipa hingga ke rumah, mereka tak lagi menggunakan air tersebut. Pohon-pohon besar yang ada dalam kawasan tersebut juga sudah ditebangi. Menurut Lukman ,“para penunggu sumur keramat itu sudah pergi, kini kita sudah tak pernah melihat monyet-monyet, mereka telah pergi entah ke mana.”

Saya keasyikan dengan ceritanya, seperti dongeng di masa kanak-kanak dulu. Tanpa saya sadar malam telah larut. Ia berjanji menemani saya ke sumur tersebut, “besok siang kak sehabis pulang sekolah“ katanya. Esok siangnya, kami tak jadi bertemu. Ia masih di sekolah dan saya bersama tiga orang teman harus kembali ke Makassar.

Dalam perjalanan pulang melewati jalan sepanjang Jeneponto yang tersengat panas matahari. Saya membaca balasan pesan singkat dari Lukman, ” Maaf kak, saya tidak sempat mengantar kakak ke sumur itu.“ Saya membayangkan lima tahun ke depan, saat sang pahlawan muda menjadi meriam, menyorakkan aspirasi mereka. Saya juga membayangkan tentang pipa-pipa air yang rusak dan sumur angker itu yang telah mengering.


Jeneponto, 12 oktober 2009

4 komentar:

Emma mengatakan...

Saya juga membayangkan tentang pipa-pipa air yang rusak dan sumur angker itu yang telah mengering.

apa maksudnya? heheh, nda mengerka..

harwan ak mengatakan...

kalau nanti pipa air itu rusak trus sumur juga kering. Kira-kira mereka dapat air darimana lg?

Emma mengatakan...

kenapa bisa kering? apa sebabnya? ka harwan ada petnjuk?

harwan ak mengatakan...

Pohon-pohon besar di sekitar sumur itu berfungsi untuk menyimpan cadangan air. Kalau sudah ndak ada berarti cadangan air juga bisa hilang.

 
Free Website templatesFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates