Seusai mengganti alamat blog ini, saya dirasuki oleh perasaan beberapa tahun lalu saat menyeberangi teluk bone dengan perahu kayu. Entah kenapa saya tak bertanya kepada bapak alasan pilihannya tersebut, meski kerap terusik, pun hingga hari ini. Padahal, jika berhadapan dengan tanya, saya pasti akan berusaha mencari jawab. Tapi untuk soal tadi, saya bungkam.
Mungkin tak semua hal perlu jawaban, meski peluang untuk mendapatkannya semudah berdiri di depan pintu, demikian cara saya menenangkan diri. Tak perlu takut pada badai, sebagaimana tawa para kelasi di tengah tarian ombak, hidup adalah urusan "menikmati" perjalanan. "Menaklukan diri," kata para arif.
0 komentar:
Posting Komentar